Bersama Yayasan Sahabat Bumi, Gede Praja Mahardika Sujana Putra Ubah Halaman jadi Ladang Rupiah

Masalah pangan masih sering menghantui banyak keluarga. apalagi dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti saat sekarang. Sulit mencari uang dan mahalnya harga bahan makanan menjadikan banyak keluarga yang terpaksa makan seadanya. Padahal Indonesia adalah negara yang mempunyai tanah sangat subur.

Ibaratnya, tongkat dan batu di tanah Indonesia bisa menjadi tanaman. Jenis tanaman yang bisa tumbuh subur di negara agraris kita ini juga beragam. Mulai dari tanaman yang menghasilkan bahan makanan, bahan bangunan sampai aneka jenis obat alami semua bisa tumbuh dan menghasilkan.

Berangkat dari Keprihatinan

Dua hal yang saling bertolak belakang, yaitu suburnya tanah Indonesia dan ekspor bahan makanan merupakan poin yang sangat menggelitik bagi lelaki kelahiran Bali, Gede Praja Mahardika Sujana Putra. Praja yang mengenyam pendidikan di salah satu universitas yang ada di Yogyakarta, berpikir kenapa tidak memaksimalkan potensi yang ada.

Pandemi covid merupakan awal keprihatinan lelaki yang meneliti tentang tanaman obat untuk skripsinya ini. Saat itu kebutuhan obat baik herbal maupun obat kimia sangat tinggi. Namun karena lebih murah, banyak masyarakat yang menyembuhkan penyakitnya dari bahan alami yang ada di sekitarnya.

Lelaki asal Bali ini juga prihatin karena banyak lahan yang nganggur tidak dimanfaatkan, sementara untuk memenuhi kebutuhan obat, masyarakat harus membelinya, termasuk jenis obat herbal.

Keprihatinan ini semakin bertambah karena daya beli masyarakat yang melemah harus ditambah dengan pengeluaran untuk obat, yang sebenarnya bisa dipenuhi sendiri dengan memanfaatkan lingkungan.

Tidak mau tinggal diam lebih lama, Praja mulai melakukan aksi dengan mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu untuk menyulap halaman rumahnya menjadi apotik hidup. Tentu untuk memulai kegiatan ini tidak mudah. Tidak sedikit yang enggan untuk mengeluarkan uang membeli pot dan pupuk, sementara keduanya sebenarnya bisa dipenuhi sendiri.

Bisa dikatakan, Praja memang sosok yang mempunyai kreativitas tanpa batas. Tidak mau terhambat oleh keadaan dan alasan, lelaki asal Buleleng, Bali ini memanfaatkan apa saja yang ada. Mulai dari karung bagor, plastik bekas deterjen, plastik bekas minyak, botol bekas, perabot yang sudah rusak, semua digunakan sebagai pot.

Kegigihan Praja yang menerapkan apotik hidup di tempat asalnya, akhirnya membuahkan hasil. Di halaman rumah penduduk kini mulai tumbuh sumber rupiah yang tidak ternilai. Aneka jenis tanaman, seperti kunyit, jahe, lengkuas, kencur sampai bunga telang sekarang tumbuh dan menghiasi halaman.

Meraup Rupiah dari Halaman Rumah

Tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan obat untuk keluarga, masyarakat yang menanam tanaman herbal bisa juga panen dan menjualnya. Salah satu jenis tanaman yang menjadi ladang rupiah adalah bunga telang. Selain cantik, bunga berwarna ungu ini juga mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi, bahkan di Eropa harganya mencapai Rp. 500 ribu per gr.

Masyarakat Buleleng kini semakin Sejahtera. Dengan menanam tanaman obat, masyarakat tidak hanya dapat menjaga kesehatan, tetapi juga dapat menambah pundi-pundi rupiah dari hasil panen yang melimpah.

Usaha Praja tidak selesai sampai di situ, saat ini lelaki penuh semangat tersebut masih terus melakukan penyuluhan untuk membagikan ilmunya dalam hal tanaman obat kepada masyarakat.

Tumbuh dan Menginspirasi Bersama Yayasan Sahabat Bumi

Aktivitas Praja dalam mengedukasi masyarakat semakin meningkat. Untuk wadah, Praja mendirikan Yayasan Sahabat Bumi yang bertujuan untuk menyebarluaskan ilmu tentang tanaman obat.

Bersama Yayasan Sahabat Bumi, ibu-ibu binaan Praja tidak hanya pandai menanam tanaman obat di pekarangan, tetapi juga mengolah, mengemas dan memasarkannya. Dari hal kecil, yaitu menyediakan obat untuk konsumsi sendiri, kini sudah tumbuh menjadi sumber komoditi yang bernilai ekspor.

Perkembangan Yayasan Sahabat Bumi kini semakin meluas. Kiprah Praja bersama Sahabat Bumi sudah sampai di Yogyakarta dan Jakarta. Praja membuktikan dari hal yang sebelumnya tidak mungkin, menjadi mungkin. Tanaman yang dibudidayakan tidak hanya menjadi sumber obat dan sumber penghasilan, tetapi juga dapat mendukung pelestarian lingkungan.

Hasil yang ditunjukkan oleh Praja, tidak serta merta dapat terwujud. Awal mulai menjalankan programnya, hambatan demi hambatan sudah dilalui. Dari rasa malas dan tidak percaya bahwa halaman rumah bisa menjadi lahan pertanian, sampai berbagai pertanyaan banyak yang ditujukan pada Praja.

Cukup banyak yang bertanya, jika sudah panen, untuk apa, kemana jualnya, apakah akan laku, berapa uang yang bisa diterima, sudah biasa didengar oleh Praja dan rekan-rekannya. Namun kini semua pertanyaan tersebut sudah terjawab.

Berkat kerja keras dan dedikasinya, Praja mendapat anugerah Satu Indonesia Astra yang merupakan apresiasi Astra untuk anak muda yang berhasil membawa perubahan untuk lingkungannya.

Praja, adalah sosok muda yang inspiratif dan pekerja keras. Tidak hanya Praja, Anda pun dapat berkontribusi untuk lingkungan dengan langkah nyata. Kontribusi Anda akan sangat berarti untuk masyarakat Indonesia.

Tinggalkan komentar